Project Based Learning
Berdasarkan kegiatan pengajar dan pelajar
dalam pendekatan PBL, maka PBL yang akan dibuat di dalam lingkungan web terbagi
dalam tiga tahapan yakni persiapan, pembelajaran dan evaluasi, tetapi dari tiga
tahapan tersebut dapat dideskripsikan menjadi enam tahapan sebagai berikut.
a.Persiapan
Pengajar merancang desain atau membuat kerangka proyek yang bermanfaat dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pelajar dalam mengembangkan pemikiran terhadap proyek tersebut sesuai dengan kerangka yang ada, dan menyediakan sumber yang dapat membantu pengerjaannya. Hal ini akan mendukung keberhasilan pelajar dalam menyelesaikan suatu proyek dan cukup membantu dalam menjawab pertanyaan, beraktifitas dan berkarya. Kerangka menjadi sesuatu yang penting untuk dibaca dan digunakan oleh pelajar. Oleh karenanya, pengajar harus melakukan perannya dengan baik dalam menganalisa dan mengintegrasikan kurikulum, mengumpulkan pertanyaan, mencari web site atau sumber yang dapat membantu pelajar dalam menyelesaikan proyek, dan menyimpannya di dalam web.
b.Penugasan/menentukan topik.
Sesuai dengan tugas proyek yang diberikan oleh pengajar maupun pilihan sendiri, pelajar akan memperoleh dan membaca kerangka proyek, lalu berupaya mencari sumber yang dapat membantu. Dengan berdasar pada referensi alamat web yang berisi materi relevan, pelajar dengan cepat dan langsung mendapatkan materi yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan proyek. Lalu pelajar berupaya berpikir dengan kemampuannya berdasar pada pengalaman yang dimiliki, membuat pemetaan topik, dan mengembangkan gagasannya dalam menentukan sub topik suatu proyek.
Gambar
Blok diagram tahapan dalam PBL.
c.Merencanakan kegiatan.
Pelajar bekerja dalam proyek individual, kelompok dalam satu kelas atau antar kelas. Pelajar menentukan kegiatan dan langkah yang akan diambil sesuai dengan sub topiknya, merencanakan waktu pengerjaan dari semua sub topik dan menyimpannya di dalam web. Jika bekerja dalam kelompok, tiap anggota harus mengikuti aturan dan memiliki rasa tanggungjawab. Sedangkan pengajar berkewajiban menyampaikan isi dari rencana proyeknya kepada orang tua, sehingga orang tua dapat ikut serta membantu dan mendukung anaknya dalam menyelesaikan proyek.
Pelajar bekerja dalam proyek individual, kelompok dalam satu kelas atau antar kelas. Pelajar menentukan kegiatan dan langkah yang akan diambil sesuai dengan sub topiknya, merencanakan waktu pengerjaan dari semua sub topik dan menyimpannya di dalam web. Jika bekerja dalam kelompok, tiap anggota harus mengikuti aturan dan memiliki rasa tanggungjawab. Sedangkan pengajar berkewajiban menyampaikan isi dari rencana proyeknya kepada orang tua, sehingga orang tua dapat ikut serta membantu dan mendukung anaknya dalam menyelesaikan proyek.
d.Investigasi dan penyajian.
Investigasi disini termasuk kegiatan : menanyakan pada ahlinya melalui e-mail, memeriksa web site, dan saling tukar pengalaman dan pengetahuan serta melakukan survei melalui web. Dalam perkembangannya, terkadang berisi observasi, eksperimen, dan field trips. Diskusi dapat dilakukan secara sinkron dan asinkron melalui chating. Lalu penyajian hasil dapat berupa gambar, tulisan, diagram matematika, pemetaan dan lain-lain. Secara rutin, orang tua dan pengajar berkomunikasi untuk memantau kegiatan dan prestasi yang dicapai oleh pelajar.
e.Finishing.
Pelajar membuat laporan, presentasi, halaman web, gambar, dan lain-lain. Sebagai hasil dari kegiatannya. Lalu pengajar dan pelajar membuat catatan terhadap proyek untuk pengembangan selanjutnya. Peserta menerima feedback atas apa yang dibuatnya dari kelompok, teman, dan pengajar. Fasilitas feedback online disajikan untuk memungkinkan setiap individu secara langsung berkomentar dan memberikan kontribusi, dan agar dilihat dan bermanfaat bagi orang lain.
f.Monitoring/Evaluasi.
Pengajar menilai semua proses pengerjaan proyek yang dilakukan oleh tiap pelajar berdasar pada partisipasi dan produktifitasnya dalam pengerjaan proyek.
Pengenalan PBL (Pembelajaran Berbasis Proyek)
PBL (Project based Learning/ Pembelajaran
Berbasis Proyek) merupakan metoda belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. PBL dirancang untuk
digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan pelajar dalam melakukan
insvestigasi dan memahaminya. Berikut pengertian PBL menurut beberapa ahli.a. PBL adalah metoda pengajaran sistematik yang
mengikutsertakan pelajar ke dalam pembelajaran pengetahuan dan keahlian yang
kompleks, pertanyaan authentic dan perancangan produk dan tugas [University of Nottingham, 2003].b. PBL adalah pendekatan cara
pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan
berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata dan
relevan bagi kehidupannya [Barron, B. 1998, Wikipedia].c. PBL adalah
pendekatan komprehensif untuk pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar
pelajar melakukan riset terhadap permasalahan nyata.
[Blumenfeld et Al. 1991].d. PBL
adalah cara yang konstruktif dalam pembelajaran menggunakan permasalahan
sebagai stimulus dan berfokus kepada
aktifitas pelajar. [Boud & Felleti, 1991]. Metoda ini memiliki kecocokan
terhadap konsep inovasi pendidikan bidang keteknikan, terutama dalam hal
sebagai berikut :§ pelajar
memperoleh pengetahuan dasar (basic sciences) yang berguna untuk memecahkan
masalah bidang keteknikan yang dijumpainya,§ pelajar belajar secara aktif dan
mandiri dengan sajian materi terintegrasi dan relevan dengan kenyataan
sebenarnya, yang sering disebut student-centered,§ pelajar mampu berpikir kritis,
dan mengembangkan inisiatif.Ada tiga kategori umum penerapan proyek untuk
pelajar, yakni mengembangkan keterampilan, meneliti permasalahan dan
menciptakan solusi. Kreatifitas dari suatu proyek membantu perkembangan pertumbuhan
individu. Berdasarkan hasil riset bahwa PBL memberikan kemampuan kognitif dan
motivasi yang menghasilkan peningkatan pembelajaran dan kemampuan untuk lebih
baik mempertahankan/ menerapkan pengetahuan[4]. Pada model PBL
pelajar dilibatkan dalam memecahkan permasalahan yang ditugaskan, mengijinkan
para pelajar untuk aktif membangun dan mengatur pembelajarannya, dan dapat
menjadikan pelajar yang realistis[6]. Pendekatan ini mengacu pada
hal-hal sebagai berikut.a. Kurikulum : PBL tidak seperti pada kurikulum
tradisional, karena memerlukan suatu strategi sasaran di mana proyek sebagai
pusat.b. Responsibility : PBL
menekankan responsibility dan answerability para pelajar ke diri
dan panutannya. c.
Realisme : kegiatan pelajar difokuskan pada pekerjaan yang
serupa dengan situasi yang sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas
otentik dan menghasilkan sikap profesional.d. Active-learning :
menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan pelajar untuk
menemukan jawaban yang relevan, sehingga dengan demikian telah terjadi proses
pembelajaran yang mandiri.e. Umpan Balik : diskusi, presentasi, dan
evaluasi terhadap para pelajar menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini
mendorong kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman.f. Keterampilan
Umum : PBL dikembangkan tidak hanya pada ketrampilan pokok dan pengetahuan
saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar
seperti pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self-management.g. Driving Questions : PBL difokuskan pada pertanyaan
atau permasalahan yang memicu pelajar untuk berbuat menyelesaikan permasalahan
dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai.h. Constructive Investigations : sebagai titik pusat, proyek harus
disesuaikan dengan pengetahuan para pelajar.i. Autonomy : proyek menjadikan aktifitas
pelajar sangat penting.
A. Pendekatan PBLPendekatan PBL adalah penggunaan proyek sebagai metoda
pengajaran/pembelajaran. Para pelajar bekerja secara nyata, seolah-olah ada di
dunia nyata yang dapat menghasilkan produk secara realistis. Prinsip yang
mendasari adalah bahwa dengan aktifitas kompleks ini, kebanyakan proses
pembelajaran yang terjadi tidak tersusun dengan baik. Alternatif penggunaan PBL
adalah sesuatu yang sangat berbeda. Dari pengalaman terdapat dua dimensi untuk
menggolongkan alternatif PBL :
1) penyelesaian tugas dan pembelajaran
pengetahuan yang pokok,
2) manajemen proyek dan pembelajaran
ketrampilan secara umum. Aktifitas para pengajar dan para pelajar
bertukar-tukar tergantung pada derajat tingkat kendali yang diberikan kepada
para pelajar dalam kedua dimensi.
B. Peran Pengajar dalam PBLSelama berlangsungnya proses belajar dalam PBL pelajar akan mendapat
bimbingan dari narasumber atau fasilitator, tergantung dari tahapan kegiatan
yang dijalankanNarasumber
§ Menyusun
trigger problems.
§ Sebagai
sumber pembelajaran untuk informasi yang tidak ditemukan dalam sumber
pembelajaran bahan cetak atau elektronik.
§ Melakukan
evaluasi hasil pembelajaran.
b. FasilitatorSecara umum peran
fasilitator adalah memantau dan mendorong kelancaran kerja kelompok, serta
melakukan evaluasi terhadap efektifitas proses belajar kelompok. Secara lebih
rinci peran fasilitator adalah sebagai berikut.
- Mengatur kelompok dan menciptakan suasana yang nyaman.
- Memastikan bahwa sebelum mulai setiap kelompok telah memiliki seorang anggota yang bertugas membaca materi, sementara teman-temannya mendengarkan, dan seorang anggota yang bertugas mencatat informasi yang penting sepanjang jalannya diskusi.
- Memberikan materi atau informasi pada saat yang tepat, sesuai dengan perkembangan kelompok.
- Memastikan bahwa setiap sesi diskusi kelompok diakhiri dengan self-evaluation.
- Menjaga agar kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan.
- Memonitor jalannya diskusi dan membuat catatan tentang berbagai masalah yang muncul dalam proses belajar, serta menjaga agar proses belajar terus berlangsung, agar tidak ada tahapan dalam proses belajar yang dilewati atau diabaikan dan agar setiap tahapan dilakukan dalam urutan yang tepat.
- Menjaga motivasi pelajar dengan mempertahankan unsur tantangan dalam penyelesaian tugas dan juga memberikan pengarahan untuk mendorong pelajar keluar dari kesulitannya.
- Membimbing proses belajar pelajar dengan mengajukan pertanyaan yang tepat pada saat yang tepat. Pertanyaan ini hendaknya merupakan pertanyaan terbuka yang mendorong pelajar mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai konsep, ide, penjelasan, sudut pandang, dan lain-lain.
- Mengevaluasi kegiatan belajar pelajar, termasuk partisipasinya dalam proses kelompok. Pengajar perlu memastikan bahwa setiap pelajar terlibat dalam proses kelompok dan berbagi pemikiran dan pandangan.
- Mengevaluasi penerapan PBL yang telah dilakukan.
Perbedaan Kelas PBL dengan Lingkungan Kelas Tradisional
Di dalam kelas tradisional pelajar
dikondisikan untuk mendengarkan, menghafal dan belajar termasuk mengajukan
pertanyaan. Menghafalkan fakta dan informasi sebenarnya bukan cara untuk
belajar tetapi ini biasa dilakukan di suatu kelas tradisional. Sehingga lebih
penting mengetahui bagaimana cara memproses informasi dibanding hanya
mengetahui fakta yang nyata. dengan Lingkungan Kelas.
Tradisional
Kurikulum
- Mengacu pada kurikulum yang baku
- Cakupan materi yang lebar
- Menghafal materi tanpa berpikir fakta
Kelas
- Pengajaran dilakukan dengan penempatan pelajar pada tempat duduk yang rapih dan kaku dalam format baris dan kolom.
- Berupaya merangkul semua orang bersama-sama, belajar di langkah dan bobot yang sama
- Berusaha secara individu untuk mencapai target
Pengajar
- Pengajar sebagai pemberi ceramah/ narasumber dan tenaga ahli.
Pelajar
- Bergantung kepada pengajar dalam menyelesaikan intruksi
Teknologi
- Memberikan reward bagi yang menyelesaikan tugas dan sebaliknya memberikan hukuman bagi yang tidak menguasai konsep
Project-based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)
Kurikulum
-Jangka panjang, interdisciplinary, pelajar sebagai pusat perhatian dalam menyimak isu dunia nyata yang menarik perhatian pelajar
-Adanya investigasi dan riset yang mendalam
-Mahami proses, mendorong kemampuan berpikir kritis dan menghasilkan penemuan
Kelas
-Pelajar duduk secara fleksibel, santai dan berkolaborasi di dalam tim.
-Petunjuk pembelajaran fleksibel, banyak perbedaan tingkat dan topik yang dipelajari oleh tiap pelajar
-mendorong pelajar bekerja dalam tim yang heterogen untuk mencapai target
Pengajar
-Pengajar sebagai fasilitator dan menyediakan sumber daya
Pelajar
-bertanggung jawab atas diri sendiri, menggambarkan tugasnya sendiri dan bekerja sebagai anggota suatu tim untuk waktu tertentu dengan suatu target
-Pengajar berfungsi sebagai pemandu
Teknologi
-menggunakan alat yang terintegrasi dalam semua aspek kelas, seperti dalam pemecahan masalah, komunikasi, meneliti hasil, dan mengumpulkan informasi.
Di dalam kelas PBL gaya kelas juga berubah. Lingkungan kelas tidak lagi diatur oleh pelajaran yang kaku, tetapi dikuasai oleh pelajaran yang saling behubungan dan membantu para pelajar mengembangkan keterampilannya sesuai tujuan pembelajaran, kemudian mengijinkan pelajar menggunakan keterampilan itu untuk memecahkan masalah. PBL dapat terintegrasi ke dalam kelas dari semua pokok pembelajaran.
Kegiatan Pengajar dalam Pendekatan PBL
Dalam pembelajaran proyek didesain sebagai
suatu kursus dengan komponen: sasaran hasil, isi, sumber daya, penilaian, dan
lain-lain. Dalam PBL, instruksi terjadi melalui pelatihan, diskusi, bimbingan,
dan lain-lain. Bagian ini sebagai aktifitas pengajar dalam pendekatan
PBL. a.Desain Proyek. Tahap desain proyek adalah sangat pokok. Perancangan yang
salah dari Aktifitas Proyek akan menyebabkan dampak yang tidak baik pada
proses belajar pelajar. Pengajar menggambarkan isi, mengatur pertanyaan, hasil
pembelajaran, material pendukungan, dan strategi penilaian. Gambar 3.2
menunjukan beberapa aspek dari desain proyek. Aktifitas ini
diselenggarakan oleh suatu tim pengajar dengan disiplin ilmu yang sesuai. Isi
(content) : pengajar memutuskan topik apa yang tercakup pada proyek. Proyek
yang baik adalah yang cocok untuk lintas disiplin. Proyek pada umumnya dibuat
berdasarkan kurikulum baku. Sebagai konsekuensinya, desain memerlukan
sampling kurikulum yang ada dan mengkombinasikan unsur-unsur instruksi dari
berbagai disiplin ilmu. Hasil pembelajaran (learning outcomes) : definisi
sasaran dan objektifitas pengukuran hasil pengajaran sangat diperlukan. Para
pengajar harus menandai pengetahuan pokok dan ketrampilan yang akan diperoleh
pelajar. Juga menguraikan keterampilan umum yang ditargetkan oleh proyek.
Sasaran hasil pembelajaran harus dipetakan ke aktifitas proyek. Titik
Fokus (focal points) : untuk memotivasi pelajar dan memperoleh keterlibatannya
secara penuh, proyek harus dibuat menantang dan berhubungan dengan permasalahan
hidup nyata. Pengajar harus menentukan dan mengatur pertanyaan yang akan
dihadapi pelajar dan mendorong pelajar untuk menyelesaikan permasalahan.
Aktifitas & deliverables : PBL harus melibatkan para pelajar di dalam
aktifitas yang realistis. Tahap desain menentukan aktifitas seperti
penyelidikan, riset, pemecahan masalah, penggunaan alat bantu, dan lain-lain.
Metoda : pengajar juga menentukan cara untuk menerapkan proyek organisasi kelas
dan kelompok, pelatihan, dan material pendukung, serta prosedur umpan balik,
sumber daya, dan lain-lain. Penilaian (assessment) : strategi untuk
mengevaluasi hasil yang dicapai pelajar harus ditentukan. Penilaian
sendiri dan oleh tim ahli mempunyai suatu peran penting dalam pendekatan PBL.
b. Monitoring dan pengendalian. Setelah menyelesaikan perencanaan proyek dan
sebelum menjalankan kegiatan pelajar, pengajar harus mengorganisir kelas,
membentuk kelompok, mengorganisir material, menugaskan pekerjaan, mengorganisir
pelatihan, dan jadwal aktifitas . Setelah proyek diberikan dan ketika pelajar
melaksanakan tugas proyek, pengajar harus memonitor kemajuan, mengkoordinir
aktifitas , dan menyediakan sumber daya yang diperlukan. Pelajar harus
mengakses dokumen dan melayani pelajar secara individu dan kelompok. Pelajar
juga harus memonitor kerja kelompok dan bila terjadi konflik inter-personal,
segera menyelesaikannya. c. Support Di dalam model PBL, instruksi yang terjadi
kebanyakan secara tidak langsung. Pengajar dapat memulai dengan instruksi
langsung terbatas pada hal-hal yang dasar. Pengajar menyiapkan dan menyediakan
selebaran tugas, seperti selebaran penjelasan metodologi, petunjuk, atau
petunjuk penggunaan. Juga menyediakan akses kepada material pelajaran dan
sumber yang lain, seperti catatan ceramah kuliah, pembicaraan video-taped dan
proses; melakukan latihan di tempat kerja dan membuat demonstrasi jika
dibutuhkan. Selain daripada itu mengorganisir pembicaraan dan seminar sekitar
isu kompleks dengan mengundang tenaga ahli atau para profesional. Instruksi
juga terjadi melalui pelatihan. Pelajar senior dapat membimbing ke tingkat yang
lebih rendah, serta dapat membantu mengorganisir pekerjaan, keputusan struktur,
memecahkan permasalahan dan pengoperasian perangkat. d. Penilaian Penilaian
harus disatukan ke dalam aktifitas proyek. Karena PBL dititik beratkan
pada keberhasilan pelajar, evaluasi diri dan oleh tim ahli harus dimasukkan ke
dalam strategi penilaian. e. Umpan balik Pengalaman dari implementasi PBL
menjadi sesuatu yang berharga, yang memberikan kesempatan untuk melakukan
peningkatan kemampuan. Pelajar dan pengajar dapat menyediakan umpan balik
mengenai perencanaan, organisasi, support, dan penilaian proyek. Umpan balik
adalah sesuatu yang pokok dalam PBL. Umpan balik dapat dimulai dari para
pengajar, pelatih, ahli, klien, dan lain-lain. Presentasi dan diskusi adalah
sarana yang baik untuk menjadi umpan balik. Para pengajar harus mengorganisir
prosedur umpan balik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar